PENINGKATAN KUALITAS PENGELOLAAN PONDOK WISATA (HOMESTAY) DI BALIGE TOBA
DOI:
https://doi.org/10.53698/rudence.v3i1.63Keywords:
Homestay, Improving the Quality, Management, Tourism, Pariwisata, Pengelolaan, Peningkatan Kualitas, Pondok WisataAbstract
ABSTRAK
Tujuan utama kegiatan peningkatan kualitas pengelolaan homestay di Balige Toba melalui penyusunan SKKNI, KKNI, dan skema okupasi adalah untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di bidang pariwisata. SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional) di 12 bidang pariwisata, termasuk pengelolaan pondok wisata (homestay), dapat berdampak langsung pada kualitas layanan pariwisata dan memberikan sertifikasi bagi pondok wisata (homestay). Penerapan SKKNI dapat membantu meningkatkan kualitas pelayanan pariwisata dan memberikan sertifikasi bagi pondok wisata (homestay). Beberapa strategi untuk meningkatkan pengelolaan pondok wisata (homestay) antara lain: (1) pembentukan dan penguatan kelembagaan pondok wisata (homestay), (2) pembuatan paket wisata terpadu, dan (3) penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengelolaan produk, dan pengembangan produk. Kegiatan tersebut melibatkan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan, seperti Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Asosiasi, Industri, pengelola pondok wisata (homestay), dan lembaga sertifikasi profesi. Penyusunan SKKNI Rancangan, KKNI, dan skema okupasi di Toba bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di bidang pariwisata dan meningkatkan kualitas pengelolaan pondok wisata (homestay).
ABSTRACT
The main goal of the activity regarding the improvement of the quality of homestay management in Balige Toba through the preparation of SKKNI, KKNI, and occupation schemes is to enhance the competence of human resources in the tourism sector. The SKKNI (National Work Competency Standards) in 12 tourism fields, including homestay management, can directly impact the quality of tourism services and provide certification for homestays. The implementation of SKKNI can help to improve the quality of tourism services and provide certification for homestays. Some of the strategies to improve homestay management include: (1) establishing and strengthening of homestay institutions, (2) making integrated tour packages, and (3) market penetration, market development, product management, and product development. The activity involves collaboration between various stakeholders, such as the Ministry of Tourism and Creative Economy, Asosiasi, Industri, pengelola homestay, and lembaga sertifikasi profesi. The preparation of Rancangan SKKNI, KKNI, and skema okupasi in Toba aims to increase the competence of human resources in the tourism sector and improve the quality of homestay management.
References
Permenparekraf Nomor 9 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Pondok Wisata (Indonesia). Diakses pada tanggal 30 Desember 2023 dari https://peraturan.go.id/id/permenparekraf-no-9-tahun-2014
Permenparekraf Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pendaftaran Usaha Pariwisata (Indonesia). Diakses pada tanggal 30 Desember 2023 dari laman https://peraturan.bpk.go.id/Download/164329/PERMENPAREKRAF%20NOMOR%2018%20TAHUN%202016.pdf
Permenparekraf Nomor 4 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik Dana Pelayanan Kepariwisataan Tahun Anggaran 2022 (Indonesia). Diakses pada tanggal 30 Desember 2023 dari laman https://peraturan.bpk.go.id/Download/304855/Permenparekraf%20Nomor%204%20Tahun%202022.pdf
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Rural Development For Economic Resilience (RUDENCE)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.